Kuliah Sambil Bekerja, Inilah Awal Kesuksesan Mahasiswa Medicom

Kuliah sambil bekerja, banyak hal positif yang dapat diperoleh, di samping tidak sedikit pula perjuangan yang harus dilakukan. Kuliah memang cukup menyita waktu, apalagi pada awal-awal musim perkuliahan, banyak hal mengenai universitas yang baru kita masuki harus kita ketahui, mulai dari keadaan kampus sampai peraturan-peraturan yang berhubungan langsung dengan kegiatan perkuliahan.

Pada tingkat pertama perkuliahan, biasanya bobot SKS (Sistem Kredit Semester) disamaratakan bagi tiap mahasiswa baru, mungkin pihak universitas mempertimbangkan memberlakukan ini karena asumsi pada awal-awal perkuliahan, kegiatan mahasiswa hanya kuliah, mereka belum bekerja.

Umumnya mahasiswa yang bekerja pada saat kuliah merupakan mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu yang lebih popular, misalnya ilmu Desain, ilmu Tehnik Informasi, ilmu Sastra dan lain-lain. Ada pula mahasiswa yang memilih pekerjaan yang tidak berhubungan sama sekali dengan ilmu yang sedang mereka pelajari di universitas, biasanya berupa pekerjaan paruh waktu, misalnya sebagai penulis.

Banyak hal positif yang bisa diperoleh dengan bekerja. Di samping kita bisa mempunyai penghasilan sendiri, pengalaman yang kita dapatkan saat bekerja sangat bermanfaat untuk mendukung perkuliahan itu sendiri.

Setidaknya kita dapat merasakan langsung semua hal yang berhubungan dengan dunia kerja yang sesungguhnya, yang selama ini hanya kita tahu dari buku dan sharing dari dosen.

Dengan pengetahuan dan pengalaman langsung, akan kita akan lebih mudah memahami isi perkuliahan tersebut. Karena pada dasarnya, isi perkuliahan memang menjelaskan istilah-istilah dan hal-hal yang terjadi dan berhubungan erat dengan dunia kerja.

Di samping hal-hal bermanfaat yang dapat kita peroleh dengan bekerja pada saat kuliah, tentu saja ada perjuangan-perjuangan yang harus kita lakukan, mulai dari merelakan berkurangnya waktu bermain dan berkumpul dengan teman untuk diganti dengan bekerja, sampai menbagi pikiran dan tenaga untuk kepentingan tugas di kantor.

Dari segi besarnya gaji yang diberikan, biasanya perusahaan sudah mempunyai standar khusus bagi pekerjanya yang masih kuliah. Dan memang gaji yang diberikan lebih rendah daripada pekerja yang telah menyandang gelar sarjana.

Ini wajar adanya, karena asumsinya, pekerja yang telah mempunyai gelar pasti mempunyai ilmu yang lebih tinggi daripada mereka yang masih kuliah. Perusahaan biasanya juga mau memberikan keringanan bagi pekerja yang masih kuliah, keringanan ini dalam hal waktu kerja, misalnya pada saat pekerja harus mengikuti ujian perkuliahan atau perkuliahan itu sendiri, maka perusahaan masih mengizinkan untuk pulang lebih awal, tapi biasanya dengan kompensasi si pekerja harus datang lebih awal.

Beberapa universitas sudah mulai juga menjadikan dirinya sebagai “jembatan antara mahasiswanya dengan dunia kerja, ini merupakan kabar gembira bagi kita para mahasiswa. Job fair ini bertujuan untuk menjaring mahasiswa menjadi calon pekerjanya.

Biasanya perusahaan yang menyelenggarakan job fair ini, memang mencari pekerja paruh waktu atau waktu penuh yang belum berpengalaman, dan mereka mensyaratkan calon-calonnya sebagai mahasiswa pada tingkat akhir perkuliahan atau tingkat menengah (tingkat dua atau tiga).

Dan yang lebih menyenangkan, biasanya perusahaan penyelenggara job fair ini datang langsung dalam perekrutannya ke universitas di mana mereka menyelenggaran job fair tersebut. Dokumen-dokumen yang mereka minta umumnya standar, seperti surat Lamaran, Curriculum Vitae (CV) dan sertifikat-sertifikat jika ada.

Persiapan-persiapan yang diperlukan jika mahasiswa berencana untuk bekerja adalah, yang pertama, mahasiswa harus mengatur jadwal kuliahnnya mengikuti standar waktu kerja perusahaan pada umumnya, ini jika mahasiswa ingin bekerja waktu penuh.

Aturlah pengambilan mata kuliah yang waktu kuliahnya tidak berbentrokan dengan jam kerja kantor, biasanya ini diantisipasi dengan perpindahan waktu kuliah yang awalnya pada pagi hari ke malam hari, khususnya pada hari kerja (senin sampai jumat) dan tetap di pagi hari pada hari sabtu.

Sebagai contoh, jika kita sedang berada pada semester empat, dan kita berencana akan bekerja, maka untuk pekerjaan waktu penuh, setidaknya baru bisa dilakukan pada semester selanjutnya, yaitu semester lima. Untuk pekerjaan paruh waktu, maka mahasiswa tidak perlu mengubah jadwal kuliahnya, perusahaan yang akan menyesuaikan.

Sebaiknya carilah pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan ilmu yang dimiliki. Dalam membuat surat lamaran, katakanlah apa adanya mengenai status kita yang masih kuliah dan pada saat wawancara, ungkapkanlah mengenai waktu perkuliahan. Memang sedikit agak melelahkan kuliah sambil bekerja, tapi apa yang akan kita dapatkan jauh melebihi perjuangan yang kita lakukan.

Kuliah sambil kerja manakah yang lebih penting..?
Terlihat mulai ada mahasiswa yang kuliah sambil bekerja namun hal ini seperti hal yang tidak biasa..lain halnya dengan negara2 maju seperti Jepang, AS, kuliah sambil bekerja jadi hal yang biasa, Kuliah sambil bekerja tidak umum di Indonesia. Hal ini disebabkan jadwal kuliah yang padat, tugas kampus yang seabreg-abreg juga jam kerja banyak yang tidak bersahabat sehingga kuliah sambil bekerja seperti hal yang membuang2 energi dan waktu, selain itu juga minimnya upah yang diberikan perusahan menjadi kendala bagi orang2 bekerja yang ingin kuliah.

Banyak di kalangan mahasiswa atau pelajar di indonesia yang menjalankan kegiatan ini ketika harus berhadapan dengan problema dan harus memilih apakah kuliah ataukah bekerja? Jadwal mata kuliah yang tidak menyenangkan, mata kuliah yang bikin "BT" sehingga menimbulkan Bad mood.

Daftar dosen yang menghilangkan semangat kuliah, banyak pada kalangan mahasiswa yang sambil bekerja, setelah melihat daftar dosen yang dibencinya terpampang di Mading... uuuch! Kuliah sambil bekerja banyak manfaatnya bagi perkembangan pribadi.

Bekerja sambil kuliah dalam hal hubungan kerja dengan rekan kerja, mitra dan konsumen harus ditingkatkan. Kalo menurut gw sih mana yang lebih penting kuliah ataukah bekerja? jelas kuliah. akan tetapi bagaimanakah bagi yang bekerja untuk membiayai kuliahnya..? Manakala pada suatu ketika dihadapkan pada sebuah masalah kuliah ataukah bekerjakah yang lebih penting??